SEHEBAT apa kita, dan sekuat apa kita jika dihadapkan dengan virus asal Wuhan, yang telah menelan banyak korban jiwa diseluruh dunia. Jangankan berjabat tangan ataupun bersalaman. Melihat orang batuk dan bersin saja, pikiran ini langsung tertuju takut tertular, padahal belum tentu orang tersebut terinfeksi virus corona.
Saat ini manusia di muka bumi takut dengan virus corona jika benar-benar tertular melalui interaksi sesama manusia melalui jarak dekat. Penyemprotan disinfektan dilakukan hampir disetiap sudut pusat keramaian, bertujuan untuk meminimalisir agar virus ini tak menyebar luas.
Sementara wabah corona masih menghantui seluruh warga terutama umat islam yang akan melakukan ibadah di bulan suci Ramadhan.
Kementerian Agama sudah mengeluarkan imbauan kepada umat muslim untuk melakukan rangkaian ibadah Ramadhan 2020 di rumah. Melakukan ibadah dari rumah disebut sebagai pilihan terbaik untuk dijalankan saat ini karena wabah virus corona di Indonesia.
Buka puasa bersama yang biasanya dilakukan oleh berbagai kelompok, seperti pegawai kantoran, sekolah ataupun masyarakat umum lainnya terpaksa harus merelakan ditiadakan.
Ibadah bulan suci Ramadhan tentunya berbeda seperti tahun lalu. Setidaknya kekhusyukan masyarakat dalam menunaikan rangkaian ibadah Ramadhan tahun ini didasari karena Lillahi Ta’ala. Meski kita sama-sama memahami dan menyadari betapa pentingnya serta mulianya beribadah di dalam masjid.
Sementara, untuk pelaksanaan shalat Idul Fitri, umat muslim di Indonesia masih menunggu fatwa dari Majelis Ulama Indonesia. Takbiran keliling pun tidak diperbolehkan. Baiknya takbir dilakukan di masjid/mushala saja.
Sementara silaturahim yang biasa dilakukan saat Idul Fitri dilakukan via media sosial atau telepon video saja.
Bulan puasa tahun ini, tak ada lagi tarawih bersama, buka puasa bersama. Lebaran tahun ini, tak ada lagi para pemudik pulang kekampung halamannya. Kita berhahap, situasi seperti sekarang ini segera berakhir, dan kembali hidup normal seperti biasa sediakala. (*)