TAHERAN – Sebanyak 700 warga Iran tewas setelah menenggak methanol. Peristiwa ini terjadi karena para korban termakan hoaks atau berita bohong bahwa cairan yang umumnya diperuntukan untuk pembersih kaca mobil, pembersih karburator, antibeku, toner mesin fotokopi dan bahan bakar dapat membuat orang menjadi kebal dari virus Corona.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Iran awal April 2020, menunjukkan keracunan alkohol selama periode dua bulan awal tahun ini 10 kali jumlah kasus yang sama secara keseluruhan selama 2019. Kondisi ini kemungkinan didorong oleh epidemi Covid-19.
“Orang-orang berpikir bahwa methanol menyebabkan kekebalan terhadap Corona, sementara minum methanol tidak menghilangkan Corona dalam tubuh,” kata seorang ahli medis baru-baru ini kepada Kantor Berita Tasnim, Iran.
“Kesalahpahaman ini telah menyebabkan bahkan anak-anak untuk minum alkohol yang dapat menyebabkan kematian dan kebutaan,” imbuhnya seperti dilansir dari ABC.net, Selasa (28/4/2020).
Keracunan metanol menyebabkan kerusakan organ dan otak yang tertunda serta dapat menyebabkan gejala seperti nyeri dada, hiperventilasi, kebutaan, dan memicu koma.
“Negara-negara lain hanya memiliki satu masalah, yaitu pandemi virus Corona baru. Tetapi kami berjuang di dua front di sini,” kata Dr Hossein Hassanian, penasihat Kementerian Kesehatan Iran.
“Kita harus menyembuhkan orang-orang dengan keracunan alkohol dan juga melawan virus Corona,” tambahnya.
Diketahui, laurtan alkohol berjenis metanol umumnya bukan dikonsumsi sebagai minuman, karena sifatnya yang lebih beracun dan dipakai sebagai bahan bakar seperti spiritus yang berwarna biru itulah methanol.
Methanol dibuat dari destilasi kayu, makanya juga disebut juga alkohol kayu, cairan ini banyak dipakai pada industri sebagai starting material pembuatan sebagai bahan kimia seperti folmaldehid, asam asetat, metakrilat, etilen glikol.(*)