SELAIN nyawa manusia tak berdosa direnggut oleh virus asal Wuhan, China. Perekonomian dibuat hancur. Kini, Indonesia terancam krisis pangan besar-besaran ditengah wabah Covid-19 yang sampai saat ini masih menunjukkan peningkatan disejumlah daerah seluruh wilayah Indonesia.
Organisasi Pangan Dunia (FAO) bahkan sudah mengeluarkan peringatan. Agar pemerintah segera mengantisipasi potensi krisis kelangkaan pangan dunia sebagai dampak panjang dari pandemi Covid-19.
Bagaimana mau mengandalkan impor beras dari negara tetangga. Sementara mereka sendiri sulit untuk memenuhi kebutuhan negaranya.
Mengatasi kelanggakan pangan akibat dampak dari pandemi Covid-19 mendatang. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, meminta Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar membuka lahan baru untuk persawahan sebagai bentuk antisipasi apabila terjadi kekeringan yang melanda dan ancaman kelangkaan pangan.
“Di Kalimantan Tengah diperkirakan ada lebih dari 900.000 hektare, yang sudah siap 300.000 hektare juga yang dikuasai BUMN ada sekitar 200.000 hektare agar dibuat perencanaan,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dilansir dari laman cnbcindonesia.com kemarin.
Dirinya meyakini, meski BMKG memprediksi tidak akan ada cuaca kering ekstrem. Sementara pemerintah sendiri sudah mengantisipasi kekeringan apalagi di tengah wabah pandemi Covid-19 sangat perlu dilakukan.
“Walaupun BMKG sampaikan tidak akan ada cuaca kering ekstrem. Namun kami monitor apakah di semester II tantangan alam baik kekeringan atau hama 5 tahunan,” tambahnya.
Semoga warga Indonesia tak menjerit bahkan sulit untuk menyambung hidup ditengah wabah Covid-19. Dan semoga penjarahan besar-besaran seperti tahun 1998 silam tidak terjadi, saat Presiden kedua Republik Indonesia, Suharto tumbang.
Bagaimana para pekerja yang di PHK menafkahi anak istrinya ditengah pandemi ini. Bagaimana para pedagang kecil tak dapat lagi mencari nafkah. Dan tentunya masih banyak lagi cerita memilukan warga masyarakat kelas bawah, agar dapat hidup meski tanpa tujuan.
Jangankan menggapai tujuan hidup, menjalani hidup tanpa kelaparan saja setidaknya sudah bersyukur di negeri yang katanya memiliki kekayaan sumber daya alamnya ini. (Rsd)